Selasa, 19 Mei 2015

Cinta Skuter (2)


sebelumnya Cinta Skuter 1

Flashback
“Bim, Bim!”
Bimo menoleh, “Apaan sih?” Tanyanya galak pada Aldi, sahabatnya yang berada di sebelahnya. “Ganggu aja!” Lanjutnya sembari mengalihkan pandangan kembali ke smartphonenya. Mengecek email dari managementnya terkait jadwal pekerjaannya untuk sebulan kedepan.
“Halah, sok sibuk lo!” Cibir Aldi.
“Emang gue sibuk.” Sahut Bimo enteng. Ia menarik nafas panjang lalu menatap sahabatnya, “Bete gue, Al. Acaranya nya monoton gini.” Keluhnya kemudian.
Aldi manggut- manggut. Hatinya membenarkan ucapan Bimo. Acara reuni sekolah yang dihadiri mereka, sangat membosankan. Terlalu monoton dan formal.
“Cabut aja, yuk!” Ajak Bimo, “Cari suasana lain.”
“Eh sabar, Bro!” Tahan Aldi, “Gue rasa lo harus lihat seseorang dulu.”
Kening Bimo mengernyit, “Seseorang?”
Aldi mengangguk cepat dan dagunya sedikit terangkat mengarah ke pintu masuk aula. Sebuah seringaian tercetak di wajahnya yang membuat Bimo penasaran. Maka diarahkannya matanya kea rah yang ditunjuk Aldi.

Deg.
Tiba- tiba ia merasakan jantungnya berdegup cepat. Meskipun ada beberapa orang yang berdiri di sekitar pintu, tapi ia paham betul siapa yang dimaksud Aldi. Hanya satu orang yang mampu membuat jantungnya berirama tak beraturan seperti sekarang. Dulu sekali ia pernah merasakannya, hari ini pun masih sama.
“Reina,”
Pelan bibirnya mengucap nama itu. Nama yang pernah diam- diam menyelinap mengisi sebuah sudut di hatinya. Nama yang hingga bertahun- tahun masih menjadi mimpi dan harapannya. Kini sang pemilik nama berada di tempat tak jauh darinya berdiri. Hanya beberapa langkah.
“Samperin gih!”
Hah.
“Masa dari dulu sampai sekarang lo cuma bisa jadi pemuja rahasia!”
Bimo menelan ludah. Kata- kata Aldi benar adanya. Dulu, ia tak pernah berani mengungkapkan isi hatinya. Hanya mampu mengagumi dari jauh.
“Laki kan lo? Gentleman dikit, Bro!”
Bimo mendengus gusar. Aldi menantangnya. Dan ia harus melayani tantangan Aldi. Dirinya yang dulu dan sekarang berbeda. Kini ia harus berani menyapa Reina.
“Oke! Tunggu disini!” Balasnya dengan yakin.
Bimo menghela nafas dalam lalu melangkahkan kakinya menghampiri Reina yang tengah berbincang dengan beberapa wanita. Sejenak Bimo berfikir. Ia mengingat- ngingat nama wanita yang mengelilingi Reina. Ada tiga orang. Bimo mengenali Laras, salah satu diantara ketiganya. Itupun karena Laras merupakan panitia yang sangat rajin menghubunginya untuk memastikan kedatangannya. Sedangkan yang dua lain ia tak mengenalnya.
“Hi girls,” Bimo mengulas senyum termanis yang ia miliki. “Apa kabar kalian semua?”
“Astaga BIMO!!” Pekik salah satu wanita berambut pendek yang berdiri di sebelah kiri Reina. “Gu…gue nggak salah liat kan!”
“Nggak, Mil. Itu beneran Bimo kok!” Kali ini Laras yang bersuara. “Gue kan udah bilang Bimo pasti datang!”
“Iya. Iya. Lo emang bilang. Tapi tetap aja gue shock. Kaget gitu! Secara artis,” Terang wanita yang dipanggil Mil tadi. “Gue Mila, dulu A3. Dan gue fans lo.” Ujar Mila seraya mengulurkan tangan kanannya, mengajak salaman.
Bimo tersenyum tipis. Tadi ia sempat bingung, namun secepat mungkin ia menyadari hal tersebut biasa terjadi bila fans bertemu idolanya kan?
“Oh iya. Thanks,” sambut Bimo seraya membalas jabatan tangan Mila.
“Fans?”
Bimo menatap Reina sesaat setelah melepaskan tangannya. Ada yang salah dengan kata fans? Atau ada yang salah jika Mila adalah fans dirinya.
“Emang dia siapa?” Pertanyaan Reina membuat Bimo terhenyak seketika.
“Astaga Rei, lo nggak tahu Bimo? Bimo Nararya?” Tanya Mila penasaran.
“Serius lo nggak tahu!” Timpal seorang lagi yang Bimo tak hafal namanya.
“Nggak pernah nonton TV lo ya?” Kini Laras yang menatap heran Reina.
“Gue tahunya lo anak Sos 2 kan?” Bimo hanya mengangguk saat Reina memandangnya. Ia juga tak habis pikir bahwa gadis tersebut tak mengenal dirinya. Ia benar- benar bingung. Padahal sudah banyak sinetron yang ia mainkan, ia pun sudah terlalu sering wira- wiri di infotainment. Jadi di bagian mana ia tak dikenal.
“Dia ini artis, Rei. Selebritis. Sering kok nongol di TV- TV!”
“Oh,” Mulut Reina membulat. Sesaat kemudian hening. “Skuter.”
Meskipun Reina mengucapkan dengan lirih, namun Bimo masih dapat mendengarnya. “Skuter apaan?”
“Selebriti kurang terkenal!”
Detik kemudian terdengar gelak tawa. Bimo meringis. Ck, dasar Reina!



selanjutnya Cinta Skuter 3

0 komentar:

Posting Komentar