Ardi terbeliak tak percaya saat mendapati selembar
tiket bus jurusan Pekan Baru berada dalam amplop putih yang berada di genggamannya.
Amplop yang entah dari siapa, karena pagi tadi ia menemukan amplop tersebut
terselip tepat di bawah pintu kamar kostnya.
Dan yang membuat dirinya makin terkejut. Tiket
tersebut atas nama dirinya. Ardiansyah.
Siapa
pengirimnya?
“Nggak kerja, Di?”
Ardi terkesiap. Jamal, penghuni sebelah kost
menyapanya. Lelaki bertubuh tambun itu telah siap dengan gerobak bakso dagangannya.
“Ke…kerja kok,”
“Oh, belum berangkat?” Ardi mengangguk, “Ya sudah, aku
duluan ya!”
Ardi mengangguk kembali, “Ya, hati- hati Mas!”