Kamis, 25 Juni 2015

ELROY (6)

Bab VI
Sebelumnya Disini

“Lo ada apaan sama Gendis?”


Elroy mendengus. Ia melirik sinis Bastian yang ada di sebelahnya. Keduanya sudah berada di kelas, namun dosen pengampu mata kuliah belum tiba. Hal ini ternyata dimanfaatkan Bastian untuk menanyakan kejelasan hubungan antara Elroy dan Gendis. Sungguh ia terkejut karena mendapati gadis incarannya dekat dengan sahabatnya.


“Nggak ada apa- apa.”



Sebelah alis Bastian terangkat. Ia memicing curiga. Namun melihat ekspresi wajah Elroy yang tak peduli, Bastian mengangguk paham jika ucapan temannya itu benar adanya. Meskipun begitu kening Bastian masih mengerut, ia sedikit bingung dengan kedekatan mereka. Seingatnya Elroy tak pernah berkenalan dengan orang lain meski itu satu jurusan sekalipun. Hidup Elroy hanya dirinya sendiri. Tertutup. Hanya ia dan ketiga rekannya yang cukup dekat dengan laki- laki ini. Awalnya karena dirinya yang sering dihukum bersama Elroy saat ospek mahasiswa baru lalu ia menarik ketiga lainnya untuk bergabung bersama.


Jadi bagaimana bisa Elroy mengenal Gendis yang berbeda fakultas?


“Lo gimana kenal Gendis?”


Elroy mendelik kesal. Pertanyaan tak penting. “Nggak sengaja.”


“Kok bisa nggak sengaja?”


Ck, manusia pencemburu itu sangat menyebalkan.


“BERISIK SIH LO!”


“Nggak berisik sih cuma penasaran,” Balas Bastian. Dingin serta sering menjengkelkan sudah menjadi nama lengkap Elroy. Bastian sudah kebal menghadapinya.


Elroy memutar bola matanya jengah. Ia mendekatkan wajahnya ke arah Bastian. “Kalo suka deketin bukan dijadikan ajang taruhan!”


Bastian menelan ludahnya pahit. Ia menggeleng perlahan, “Taruhannya nggak jadi.”


“Oh, “ Sahut Elroy pendek.


“Lo nggak mau tahu kenapa nggak jadi.”


“BUKAN URUSAN GUE!” Ujar Elroy seraya berdiri. Ia melirik jam di pergelangan tangan. Sudah lewat 10 menit dari waktu perkuliahan dan dosen belum muncul. Ia menyeringai, sudah cukup.


“Bolos lo?”


Elroy hanya mengendikkan bahunya acuh. Peduli amat dengan dosen itu! Dia harus tahu bukan hanya mahasiswa yang bisa ditegur jika terlambat, dosen pun sama.


Harus sama- sama belajar menghargai waktu.

***


“EL! ELROY!”


Elroy tak bergeming meski namanya dipanggil. Ia acuh, terus melangkah tanpa perlu menoleh ke belakang.


“EL! Tunggu ngapa!”


Elroy berhenti. Ia mengernyit heran pada Gendis yang tampak terengah- engah dengan tangan yang mencengkeram lengan Elroy.


Ck, mau apa lagi sih nih cewek!


“Dari tadi gue panggil- panggil lo!”


Elroy mendengus sinis. “Lepas!”


Bukannya melepaskan cengkeraman tangan, Gendis justru memilih bergelayut manja di lengan Elroy membuat laki- laki itu jengah seketika. Ia berusaha melepaskan pelukan tangan Gendis di lengannya.


“Apa- apaan sih lo! Lepas nggak?”


“Nggak!” Balas Gendis sembari memamerkan deretan giginya yang putih. “Gue nggak mau!”


Elroy melotot kesal. Gadis super menyebalkan. Kalau saja laki- laki sudah habis dihajarnya tetapi ini…


Argh, entar yang ada gue dibilang banci lagi.


Elroy mengerang frustasi, “Lo kenapa sih? Lo tahu nggak kalau lo itu ganggu gue!”


“Nggak,” Gendis nyengir, “Dan gue nggak peduli!”


“Cewek sint*ing!”


“Biarin!”


Elroy menatap horror pada Gendis. Seumur hidup ia memang digilai banyak wanita karena wajah tampannya tetapi yang bertindak aneh dan menyebalkan baru kali ini, dan ia tahu jelas bahwa gadis ini hanya berpura- pura suka padanya.


“Lepas atau gue nggak jamin apa yang akan terjadi sama lo?” Ancam Elroy lagi.


Gendis tergelak, “Gue nggak takut ancaman lo. Basi! Mending sekarang lo ikut gue e kantin. Gue lapar!” Kata Gendis sembari menarik Elroy mengikutinya.


“Nggak! Gue nggak lapar!”


“Baguslah!” Sahutnya masih dengan menarik lengan Elroy, “Tapi gue lapar!”


“Ya udah ngapain ajak gue! Gih pergi sono sendiri!”


“Gue maunya lo ikut gue!”


“Ogah!”


“Iya!”


“Nggak!”


“Harus!”


“Nggak! Gue nggak mau!”


“Ikut!”


“Nggak!”


“Ayo ikut!”


Elroy mengacak rambutnya gusar. Bagaimana ada makhluk menyebalkan seperti ini? Gadis pemaksa yang super mengesalkan. Akhirnya Elroy mengalah. Ia mengikuti Gendis menuju kantin. Bukan apa- apa, ia sedikit risih dengan tatapan banyak orang karena keributan mereka. Biar bagaimanapun ia tak suka menjadi gossip.


“Lo itu cewek paling ngeselin tahu nggak!” Tanya Elroy gusar sesaat setelah berada di kantin kampus. Ia menghempaskan tubuhnya ke salah satu kursi yang berada di sudut dengan wajah bertekuk. “


Gendis hanya menyunggingkan senyuman mendengar umpatan Elroy. “Wow, gue anggap pujian,”


Elroy memutar bola matanya dengan kesal. Dia tidak sedang main- main, tetapi tanggapan gadis dihadapannya justru sebaliknya. “Ck, buruan lo mau apa kalau nggak gue pulang!”


“Kan gue minta temenin lo makan,” Ujar Gendis santai.


Elroy berdecak dalam hati. Ck, gadis gila!


Baru saja Elroy akan membuka suara, sebuah suara familiar menyapanya. “EL!”


Tama dan Bastian.


Elroy menyeringai senang. Baguslah kedatangan dua kunyuk ini menyelamatkan dirinya saat ini.


“Hai Dis,” Sapa Bastian yang hanya disambut senyum tipis Gendis. Elroy mengernyit, terlihat jelas Gendis tak menyukai kemunculan Bastian.


Mungkin dia masih kesal soal taruhan.


“Lo keluar kok nggak ngajak- ngajak El?” Tanya Tama yang mengambil tempat di sebelah Elroy sedang Bastian dengan senyum yang tak lepas mendudukkan dirinya di samping Gendis.


Penting?

Elroy hanya melirik sinis. Pertanyaan Tama bukan hal penting yang harus dijawabnya. Sepertinya bukan hal baru kalau ia sering bolos kuliah.


“Dosennya nggak datang ngasih tugas doang jadi kelas bubar,” Jelas Tama tanpa diminta.


Elroy hanya diam. Ia memilih tak menyahut ucapan Tama. Sejenak alisnya terangkat menatap pemandangan di depannya. Gendis yang asyik mengunyah makanan dengn pandangan Bastian yang tak teralihkan sedikitpun dari gadis itu.


Cih! Picisan!

“Eh El, ada keluarga lo nih!” Ucapan Tama membuat Elroy menoleh. Tama tampak memegang smartphonenya dengan mata terbelalak. Sesaat ia menatap Elroy ragu, namun akhirnya ia menyodorkan benda segiempat itu ke hadapan Elroy.


ISU PERSELINGKUHAN MENERPA ARTIS ASTRI KUMALA


Rumah tangga artis senior, Astri Kumala (49) tengah diterpa isu perselingkuhan. Sang suami yang juga pengusaha terkenal Hector Adelard (50) diketahui tengah menjalin hubungan dengan sekertarisnya bahkan dikabarkan sudah menjalani nikah siri.
Menurut sumber yang tak ingin disebutkan namanya, perselingkuhan ini telah terjadi lama. Hanya saja Astri bertahan demi anak- anaknya.
Seperti diketahui pernikahan Astrid dan Hector telah memiliki dua anak yaitu Anya yang merupakan artis muda yang tengah naik daun dan Elroy.
Hingga berita ini diturunkan, kami masih belum bisa menghubungi keduanya atau pihak manajemen Astri untuk menanyakan isu yang beredar.

Elroy mendengus. Akhirnya tercium juga di media. Meski baru media online, pasti tak lama seluruh infotainment akan mengejar kejelasan kabar itu.


“Burai- burai tuh aib!”


Tama menelan ludah pahit. Ia merasa bersalah seketika. Diliriknya Bastian yang mengernyit bingung karena ucapan Elroy. Sepintas ia melihat Gendis yang juga tengah menatapnya bingung. Tama yakin seratus persen, tak ada diantara mereka yang tahu problematika yang dihadapi keluarga Elroy. Apalagi menilik kalimat Elroy barusan, berarti isu itu benar.


“Gue pergi dulu!”


Tama mengerjap saat Elroy sudah berdiri dari kursinya lalu melangkah meninggalkan meja mereka. Bastian menyikutnya tak sabar, membuat Tama menyerahkan smartphonenya ke Bastian.


“Jadi selama ini dia nyembunyiin ini,” Bukan pertanyaan tapi lebih ke penyataan yang dikatakan Bastian tetapi pada nyatanya dijawab anggukan oleh Tama.


“Kayaknya gitu.”


“Gila tuh orang tertutup banget ya!” Rutuk Bastian. “Eh, Ndis mau kemana?” Tanya Bastian menyadari gadis yang disebelahnya sudah berdiri dan bermaksud pergi.


“Bukan urusan lo!”


Bastian terbelalak kaget. Ketus sekali gadis ini!


Jadi dibalik sikap dinginnya itu, dia menyimpan masalahnya sendiri.


***
Selanjutnya Disini



Lampung, Juni 2015









0 komentar:

Posting Komentar